It’s A Place for Self-Reflection, The World of Words Expressing Limitless Thoughts, Imagination, and Emotions

17 Juli 2008

"Mutiara" di Balik Sampah Lapindo


Much. Khoiri
Pada 29 September 1998 silam, saat krisis moneter mendahsyat di negeri ini, saya temukan di sebuah harian kota ini sebuah sajak Yunita Indriyani, seorang anak SDN Ploso Krembung, Sidoarjo, berjudul “Sajak Anak Pemulung” berikut ini:

"Kecap No 1" dan Karitas Sosial dalam Kampanye Pilkada

Much. Khoiri
Suhu kampanye Pilkada Jatim kian menghangat, mesin-mesin politik lima pasangan cagub-cawagub kian intensif melakukan manuver-manuver pilihan. Akrobat politik belum usai, malah makin seru dan mencoba memukau publik.
Segera kita saksikan setiap pasangan berkomunikasi politik lewat permainan bahasa yang berlabel ‘kecap nomor satu’. Mirip falsafah kecap, yang tak pernah dilabeli nomor dua, tiga, atau sebelas, mereka juga akan ‘ngecap nomor satu’. Bagai penjual kecap, mereka juga menomorsatukan visi-misi-programnya, kendati masyarakatlah yang akan menilainya nomor satu atau nomor butut.

16 Juli 2008

Pembukaan Sekolah Khusus LGBTIQ;Destigmatisasi atawa Restigmatisasi?

Much. Khoiri
Sebagaimana diberitakan Surya (28/6/2008), aktivis GAYa Nusantara me-launching sekolah khusus kaum lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks, dan queer (LGBTIQ) di Surabaya Plaza Hotel. Tak pelak, pembukaan sekolah ‘khusus’ pertama di Indonesia ini mengundang kontroversi.