It’s A Place for Self-Reflection, The World of Words Expressing Limitless Thoughts, Imagination, and Emotions

17 September 2008

Immersion Program dan Ospek yang Mencerahkan

Much. Khoiri
Ada pendapat yang menggarisbawahi, ospek mahasiswa baru (maba) seyogianya ditingkatkan kualitasnya, dengan “format baru”. Pada dasarnya saya sependapat dengan hal itu. Ringkasnya, ospek harus memberikan added value kepada maba.

18 Agustus 2008

Weighing Our Nationalism

Much. Khoiri
Recently I have got several e-mails from my overseas friends—precisely fellow writers—such as the States, the UK, Hungary, Egypt, Sweden, and Colombia. After sharing their recent activities, including their creative process, they asked me about economic and political conditions, and even about corruption, in this country.

16 Agustus 2008

Seragam Koruptor: Becermin dari ‘The Scarlet Letter’

Much. Khoiri
Terkait rencana pemberian kostum ‘Tahanan KPK’ bagi para tahanan KPK akibat korupsi, ada cermin menarik dari novel novelis AS Nathaniel Hawthorne (1804-1864) berjudul The Scarlet Letter. Secara substansial, pendosa perlu dilabeli sebuah stigma sosial agar ada efek jera dan menjadi cermin bagi orang lain.

11 Agustus 2008

Miskin Tapi Sombong

Much. Khoiri
Baru-baru ini saya mendapat e-mail dari beberapa teman luar negeri antara lain Inggris, Amerika, Mesir, Swedia, dan Colombia. Selain berbagi kabar, termasuk proses kreatif, mereka umumnya menanyakan kondisi ekonomi dan politik Indonesia, bahkan ada yang menyinggung soal korupsi.

02 Agustus 2008

Manusia Primitif Baru?

Much. Khoiri Meroketnya harga minyak dunia berdampak pada komoditas pangan. Menurut divisi Pangan Dunia PBB, harga pangan naik 40% dalam 9 bulan terakhir. Stok pangan dunia mencapai posisi terendah dalam 30 tahun terakhir, jagung 11 tahun terakhir, kedelai 35 tahun terakhir, beras 20 tahun terakhir, dan gandum 50 tahun terakhir. Sementara, produksi nasional anjlok, dan kita benar-benar terancam kiris beras. Daya beli pun anjlok, hidup terasa tak pasti.

17 Juli 2008

"Mutiara" di Balik Sampah Lapindo


Much. Khoiri
Pada 29 September 1998 silam, saat krisis moneter mendahsyat di negeri ini, saya temukan di sebuah harian kota ini sebuah sajak Yunita Indriyani, seorang anak SDN Ploso Krembung, Sidoarjo, berjudul “Sajak Anak Pemulung” berikut ini:

"Kecap No 1" dan Karitas Sosial dalam Kampanye Pilkada

Much. Khoiri
Suhu kampanye Pilkada Jatim kian menghangat, mesin-mesin politik lima pasangan cagub-cawagub kian intensif melakukan manuver-manuver pilihan. Akrobat politik belum usai, malah makin seru dan mencoba memukau publik.
Segera kita saksikan setiap pasangan berkomunikasi politik lewat permainan bahasa yang berlabel ‘kecap nomor satu’. Mirip falsafah kecap, yang tak pernah dilabeli nomor dua, tiga, atau sebelas, mereka juga akan ‘ngecap nomor satu’. Bagai penjual kecap, mereka juga menomorsatukan visi-misi-programnya, kendati masyarakatlah yang akan menilainya nomor satu atau nomor butut.

16 Juli 2008

Pembukaan Sekolah Khusus LGBTIQ;Destigmatisasi atawa Restigmatisasi?

Much. Khoiri
Sebagaimana diberitakan Surya (28/6/2008), aktivis GAYa Nusantara me-launching sekolah khusus kaum lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks, dan queer (LGBTIQ) di Surabaya Plaza Hotel. Tak pelak, pembukaan sekolah ‘khusus’ pertama di Indonesia ini mengundang kontroversi.