It’s A Place for Self-Reflection, The World of Words Expressing Limitless Thoughts, Imagination, and Emotions

07 Juli 2013

KONSULTASI MENULIS VIA CHATTING FESBUK


Oleh MUCH. KHOIRI

Melayani konsultasi menulis online lewat chatting fesbuk? Mungkin bagi sebagian orang, hal ini berlebihan; terlebih bagi mereka yang menganggap fesbuk sebagai media haram. Namun, bagi saya, fesbuk bisa dimanfaatkan secara produktif, termasuk melayani kosultasi menulis online.


Dalam urusan tugas kantor saja, saya memberi kuliah dan membimbing skripsi, yang banyak berkaitan dengan dunia menulis. Karena padatnya acara tugas tambahan ini-itu (terlebih dinas luar kota), saya kerap memberikan layanan konsultasi menulis bagi mahasiswa lewat fesbuk.

Saat mahasiswa mengalami kesulitasn menulis, padahal saya tidak ada di kampus, saya sering memberikan waktu pada mahasiwa tersebut untuk ber-chatting di fesbuk. Waktunya sesuai kesepakatan, kadang petang, kadang menjelang tengah-malam. Skope-nya luas, baik teknik maupun substansi.

Selain membimbing menulis dalam mata kuliah, saya hampir pasti melayani konsultasi bimbingan skripsi lewat fesbuk. Dalam sekali online tak kurang dari 5 chatting box terbuka bersamaan. Artinya, dalam waktu itu ada 5 mahasiswa dan 5 topik skripsi yang harus saya layani. Kadang jumlahnya mencapai 10 boks.

[Belum lagi teman-teman S2/S3 yang mengajak sharing tentang proyek tesis mereka. Mereka lazim bisa berlama-lama online dengan saya, karena tak jarang perlu membandingkan konsep. Kalau diskusi begini, waktunya biasanya pas akhir pekan, ketika saya tidak sedang sibuk mengejar deadline.] 

Memang, semula saya mengalami kesulitan untuk mengelola kosultasi online semacam itu. Bayangkan, jika ada beberapa mahasiswa secara bersamaan menanyakan kasus skripsi masing-masing, saya harus secepatnya menyesuaikan diri sana-sini. Jika tidak, diskusi pasti tersendat.

Karena saya kebetulan punya 10 atau lebih bimbingan skiripsi, kadang saya lupa judul skripsi mereka satu persatu. Nah, untuk mengatasi hal ini, saya minta mereka untuk menuliskan judul skripsi mereka sebelum konsultasi dimulai. Begitu judul dikenali, saya teringat apa konten dan perkembangan skripsi tersebut.

Alangkah efisien-nya menggelar konsultasi online lewat fesbuk. Untuk menunjang konsultasi darat, konsultasi online ini menjadi solusi bagi saya saat berada di luar kota. Selain biaya, mahasiswa bisa efisien waktu. Dari pada menunggu kedatangan saya dari luar kota, mereka ngirit waktu dan tak harus menunggu hingga saya pulang dari tugas.

Untuk membiasakan konsultasi online itu, memang, tidaklah mudah. Awalnya saya menemukan kendala demi kendala. Namun, akhirnya saya terbiasa dengan berbagai situasi. Sekarang, konsultasi online begini saya jalankan dengan enteng hati, dengan harapan bahwa mahasiswa tetap merasakan kehadiran saya di samping mereka. Setidaknya, mereka tetap berproses dengan projek menulis mereka.

Lebih dari itu, kapan pun saya online, dan mendapati mahasiswa bimbingan saya sedang online, maka saya segera menyapa yang bersangkutan dan mendorong mereka untuk segera merampungkan skripsi. Karena itu, maaf, kadang, mahasiswa yang tidak menggarap skripsi sesuai jadwal, mereka agaknya kurang suka online—karena mereka khawatir saya opyak-opyak

Itu konsultasi kuliah dan bimbingan skripsi secara online. Padahal, saya memiliki puluhan atau ratusan (mantan) peserta pelatihan menulis dan pelatihan lain yang tetap menjalin pertemanan yang baik. Saya juga punya grup “Gerakan Guru Menulis Buku” (G2MB), Komunitas Mahasiswa Menulis (KMM), Komunitas Siswa Menulis (KSM), dan lain-lain.

“Teman-teman” saya tersebut sering ikut nimbrung di dalam chatting fesbuk saya ketika saya online. Banyak hal yang ditanyakan, ada yang tentang teknik menulis, ada juga tetang motivasi, dan sebagainya. Saya hanya melayani mereka selagi saya mampu.

Saya hanya yakin, bahwa berbagi ilmu itu membawa berkah yang melimpah-limpah; dan tak ada ceritanya berbagi ilmu membuat seseorang kehabisan ilmu. Ilmu yang dibagikan akan berkembang dan meluas. Lagi pula, saya sadar, saya tidak punya uang banyak untuk dijariyahkan—kecuali, dalam hal ini, sedikit ilmu (menulis).

Meski dasarnya konsultasi online, tak jarang konsultasi berlanjut lewat email dan/atau bertemu langsung. Dalam hal ini, mereka biasanya mengirimkan file karya mereka ke email saya terlebih dulu; kemudian saya memberikan koreksi dan masukan terhadap karya tersebut, dan setelah selesai, mengirimkan balik ke pengirimnya.

Bagi yang ingin bertemu langsung, saya menyediakan waktu tertentu selagi saya cukup longgar (*karena saya jarang benar-benar longgar). Pertemuan langsung ini pun merupakan tindak lanjut dari “konsultasi online” terhadap naskah yang terkirim lewat email dan telah saya komentari.

Begitulah, konsultasi menulis secara online merupakan solusi yang cukup jitu bagi dosen (trainer) yang sering bertugas ke luar kota, sementara waktu yang ada untuk konsultasi darat sangat terbatas. Setidaknya, itu memangkas jarak (ruang) dan waktu antara pembimbing dan yang dibimbing.

Dalam konsultasi menulis (termasuk skripsi), dengan tetap menjaga kualitas dan etika akademik, bukankah mempermudah proses bimbingan itu jauh lebih indah dari pada mempersulitnya?***

Surabaya, 6 Juli 2013.
Copyrights@Much. Khoiri, 2013

Tidak ada komentar: