Oleh MUCH. KHOIRI
Kangenku akan musik keroncong yang mendayu terobati kali ini.
Ada grup musisi orkes keroncong “Tirto Wening” PDAM Kota Madiun, sedang beraksi
di mal Carefour, Madiun. Berpentas di samping pintu masuk, 8 anggota kru yang
semua berkostum hitam ini kompak menyemarakkan suasana.
Dengan dua singer (sinden),
grup musik ini melantunkan serentetan lagu yang dikeroncongkan. Jembatan Merah terasa syahdu; lagu Bengawan Solo terdengar kian
menghanyutkan. Musiknya benar-benar maknyus, bisa mengendurkan syaraf tegang,
seakan bisa menghilangkan fisik yang capek akibat menyetir 4 jam.
Aku sengaja duduk di cofee-shop
di dekatnya, agar bisa hanyut dalam iramanya, dan mengobati rasa rinduku selama
ini. Sementara isteri dan anak perempuanku berbelanja buah tangan untuk Bapak-Ibuku.
Mereka paham, bahwa aku menyukai musik keroncong ini. Karena itu, mereka
membiarkan aku tidak menemani (keliling) mereka menjelajahi seisi mal.
Kalau tadi para sinden bergiliran melantunkan lagu, kini
giliran udangan untuk kastamer mal. Salah satu sinden mengundang kastamer mal
untuk menyumbangkan lagu. Ada teks lagu tersedia di depan kru itu. Orang
tinggal bilang, dan dia akan bisa memilih lagu mana yang diinginkan. Mirip saat
undangn untuk berkaraoke.
Di antara kerumunan kastaner, ada seorang lelaki 40 tahun
ambil inisiatif, dan dia memesan lagu JambuAlas.
Sambil mendekat mic, dia memasukkan sumbangan ke kotak-amal. Senyuman dan
ucapan terima kasih didengarnya. Setelah intro dimulai, lelaki itu pun
menyanyikan lagu campursari Jawa Didi Kempot Jambu Alas itu.
Kelingan manis eseme
trus kelingan ramah gemuyune
Tresna lan kasih, kasih akunge
karep atiku klakon dadi bojone.
Akunge wes nduwe bojo
nanging aku, aku wes kadung tresna
Nelangsa rasaneng ati
yen aku ra klakon melu nduweni
Reff:
Jambu alas kulite ijo
sing digagas wes duwe bojo
Ada gula ada semut
durung randha ojo direbut
Sumpah ning batin
yen kula tidak dikawin
Tekade ngati
ora bakal luruh ganti
Sumpah wis janji
arep sehidup semati
seneng lan sedih
bareng-bareng dilakoni
Jambu alas nduk
manis rasane
Snajan tilas
tak enteni randhane
trus kelingan ramah gemuyune
Tresna lan kasih, kasih akunge
karep atiku klakon dadi bojone.
Akunge wes nduwe bojo
nanging aku, aku wes kadung tresna
Nelangsa rasaneng ati
yen aku ra klakon melu nduweni
Reff:
Jambu alas kulite ijo
sing digagas wes duwe bojo
Ada gula ada semut
durung randha ojo direbut
Sumpah ning batin
yen kula tidak dikawin
Tekade ngati
ora bakal luruh ganti
Sumpah wis janji
arep sehidup semati
seneng lan sedih
bareng-bareng dilakoni
Jambu alas nduk
manis rasane
Snajan tilas
tak enteni randhane
Tak
urung, aku menikmati lagu yang diiringi rancak oleh orkes keroncong dari Madiun
ini. Ah, mumpung aku bisa pulang kampung, sowan orangtua—sesuatu kesempatan
yang tak boleh dilewatkan. Di Surabaya tak mudah ditemukan grup musik berbahasa
Jawa semacam itu. Andaikata ada, bahasa Jawanya sudah logat Suroboyo-an—dan ini
tidak pas dengan rasa seniku yang memang asli Madiun (dengan bahawa Jawa halus).
Setengah
jam sudah berlalu, tengah hari telah condong ke dhuhur. Namun, isteri dan
anakku belum selesai dengan acara berbelanja. Mereka sedang walk-shop, ya jalan-jalan ya belanja. Wah,
ini kesempatan. Mereka berkesempatan untuk jalan-jalan dan belanja; aku
menikmati keroncong aduhai ini. Sama-sama diuntungkan, hehehe.
Tatkala jeda sejurus kemudian, aku sempatkan untuk mengorek
informasi tentang grup ini. Ternyata, grup ini memang terdiri atas para
karyawan PDAM Kota Madiun yang memang punya darah seni. Grupnya dinamai “Tirto
Wening”, yang artinya Air Bening. Air bening bisa multimanfaat, dan memberikan
banyak kebaikan kepada sesama.
“Bapak bisa mengundang kami,” begitu kata Pak Taufik PDAM,
seraya menyerahkan kartu nama. Boleh dibilang, beliau ketua grup orkes
keroncong ini. Jadi, tawaran beliau ini perlu dipertimbangkan tatkala kami kelak
punya hajat menggelar hiburan.
Namun, lepas dari tawaran itu, aku berharap tagline grup ini
terwujud. Taqline itu tercetak di kaos kostume mereka: “...Play Keroncong
Music, Save Indonesian Heritage.” Sebuah cita-cita kultural yang mulia dan
layak didukung. Mudah-mudahan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar